Selasa, 03 Juli 2012

Cuaca Tak Menentu Selimuti Paluta

Paluta, (Analisa). Sepekan terakhir ini cuaca tidak menentu disertai angin kencang melanda Gunungtua, Kecamatan Padang Bolak dan sekitarnya, Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta). Akibat cuaca buruk yang terjadi saat sore menjelang malam hari itu, warga sangat ketakutan meninggalkan rumah dan rentan mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.
Salah seorang warga, ongku Harahap (46), kepada Analisa, Selasa (3/7) mengungkapkan, sangat was-was dengan cuaca yang tak menentu disertai angin kencang yang melanda wilayah Gunungtua dan sekitarnya.

"Kadang hujan, kadang panas akhir-akhir ini. Cuaca sangat tidak bersahabat bagi tubuh kita. Dalam satu hari cuaca melanda kota Gunungtua dan sekitarnya dapat berubah-ubah dalam waktu yang singkat, sehingga kami sekeluarga sangat was-was akan adanya perubahan cuaca tersebut," katanya.

Senada juga diungkapkan, Andi Siregar (25), Salah seorang pengendara kendaraan bermotor. Dia mengaku sangat cemas atau khawatir terkait cuaca yang tidak menentu disertai angin kencang yang melanda Gunungtua dan sekitarnya.

Terpisah, Bupati Paluta Drs H Bachrum Harahap, dikonfirmasi melalui Kabag Humas Pemkab Paluta H Abdul Madjid Siregar,kepada Analisa, menyikapi cuaca yang tidak menentu tiba-tiba terjadi hujan dan kemudian berubah menjadi panas dalam beberapa hari terakhir ini di wilayah Paluta.

Dikatakan, perubahan cuaca tersebut memang harus diwaspadai masyarakat. Sebab dalam kondisi cuaca semacam ini akan sangat mudah terserang penyakit seperti, Ispa, DBD dan diare.

"Terutama mereka yang kekebalan tubuhnya agak melemah, itu perlu sekali waspada dengan cuaca seperti ini," ucapnya.

Madjid menambahkan, bagi masyarakat yang daerahnya termasuk dalam kategori rawan penyakit DBD, cuaca tak menentu itu harus diwaspadai betul. Sebab bila lingkungan tidak bersih maka jentik nyamuk DBD sangat mudah akan berkembang biak.

"Dengan cuaca seperti ini, sangat dikhawatirkan akan rawan munculnya penyakit DBD, terutama bagi daerah yang diketahui sebagai daerah indemis seperti daerah Dolok, Dolok Sigompulon, Simangambat, dan Desa Batang Pane 2 Kecamatan Padang Bolak," tambahnya.

Meski demikian, lanjutnya, pihaknya selalu mengimbau agar masyarakat senantiasa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti rutin mencuci tangan, memperbanyak makan buah dan sayur, terutama rajin berolah raga.

Pantauan Analisa, seminggu terakhir di wilayah Gunungtua dan sekitarnya, cuaca tak menentu kadang hujan turun di pagi hari, siang dan sore hingga malam. Ironisnya hujan datang saat cuaca yang cerah, dan curah hujan akan deras ketika malam hari. Namun hingga, Selasa (3/7) kemarin, belum ada kejadian baik banjir dan bencana alam di 9 kecamatan di wilayah Paluta akibat perubahan cuaca ini.

Saat cuaca tak menentu seperti ini kadang hujan dan panas maka tubuh menjadi sangat rentan mengalami penyakit.

Infeksi saluran pernapasan seperti flu, sakit tenggorokan atau pilek paling banyak dialami orang terutama anak-anak. Karena, terik panas matahari di siang hari tidak memastikan hujan tak datang meski terlihat cerah, namun hujan terus mengguyur dan ini sudah biasa terjadi seminggu ini. (ong)

Dijuluki Daerah Tertinggal, Masyarakat Minta Bupati Bertanggungjawab

                                                                                     GanasNews.com

Minggu, 01 Juli 2012

PT SHS dan PTPN 3 Kembangkan Kebun Jagung di Paluta

PT Sang Hyang Seri (SHS) menargetkan produksi jagung hibrida yang dikembangkan bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 3 dan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sumatera Utara sebesar 120.000 ton dari luas pengembangan 15.000 hektare.
“Dengan kata lain, produksi per hektarenya rata-rata berkisar 8 ton dari potensi produksi benih hibrida yang akan kita gunakan berkisar antara 9–10 ton per hektare,” kata General Manager (GM) PT SHS Kantor Regional IV M Yedi Firmanto melalui Manager Produksi Sofyan Nasutionketika dihubungi MedanBisnis, lewat selular, Jumat (29/6).

Namun, lanjut Sofyan, untuk tahap awal, pengembangan luas jagung yang menggunakan dana Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) PTPN 3 sebesar Rp 10 miliar tersebut dilakukan seluas 7.600 hektare. Di mana, jagung tersebut akan dikembangkan di tujuh kabupaten di Sumut, yakni Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) seluas 1.180 hektare, Langkat 1.000 hektare, Deliserdang 1.520 hektare dan Batubara 400 hektare.

Kemudian, Kabupaten Labuhanbatu seluas 750 hektare, Simalungun 1.000 hektare dan Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta) seluas 1.750 hektare. “Penanaman perdana akan kita mulai Selasa (3/7) di Kabupaten Serdang Bedagai dan hari Rabunya di Kabupaten Paluta,” kata Sofyan.

Untuk kabupaten lainnya, atau pengembangan 7.400 hektare lagi akan dilakukan pada tahap berikutnya. “Kami masih melakukan inventarisasi lokasi dan petani. Tetapi yang jelas, luas jagung yang akan kita kembangkan sesuai dengan MoU yang disepakati dalam rangka Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) antara PT SHS, PTPN 3 dan KTNA Pusat seluruhnya 15.000 hektare,” kata dia lagi.

Adapun jagung yang dihasilkan ini nantinya, diharapkan dapat membantu pengadaan pakan ternak di dalam negeri yang berasal dari jagung. Apalagi, PTPN 3 sekarang ini memiliki program pengembangan sasapi (sawit – sapi). “Jadi, kita berharap, produksi jagung ini bisa menekan impor jagung yang selama ini jumlahnya sangat besar, hanya untuk pengadaan pakan ternak,” kata Sofyan. (sumber : medanbisnisdaily.com)