PT Sang Hyang Seri (SHS) menargetkan
produksi jagung hibrida yang dikembangkan bekerja sama dengan PT
Perkebunan Nusantara (PTPN) 3 dan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA)
Sumatera Utara sebesar 120.000 ton dari luas pengembangan 15.000
hektare.
“Dengan kata lain, produksi per hektarenya rata-rata berkisar 8 ton dari potensi produksi benih hibrida yang akan kita gunakan berkisar antara 9–10 ton per hektare,” kata General Manager (GM) PT SHS Kantor Regional IV M Yedi Firmanto melalui Manager Produksi Sofyan Nasutionketika dihubungi MedanBisnis, lewat selular, Jumat (29/6).
Namun, lanjut Sofyan, untuk tahap awal, pengembangan luas jagung yang menggunakan dana Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) PTPN 3 sebesar Rp 10 miliar tersebut dilakukan seluas 7.600 hektare. Di mana, jagung tersebut akan dikembangkan di tujuh kabupaten di Sumut, yakni Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) seluas 1.180 hektare, Langkat 1.000 hektare, Deliserdang 1.520 hektare dan Batubara 400 hektare.
Kemudian, Kabupaten Labuhanbatu seluas 750 hektare, Simalungun 1.000 hektare dan Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta) seluas 1.750 hektare. “Penanaman perdana akan kita mulai Selasa (3/7) di Kabupaten Serdang Bedagai dan hari Rabunya di Kabupaten Paluta,” kata Sofyan.
Untuk kabupaten lainnya, atau pengembangan 7.400 hektare lagi akan dilakukan pada tahap berikutnya. “Kami masih melakukan inventarisasi lokasi dan petani. Tetapi yang jelas, luas jagung yang akan kita kembangkan sesuai dengan MoU yang disepakati dalam rangka Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) antara PT SHS, PTPN 3 dan KTNA Pusat seluruhnya 15.000 hektare,” kata dia lagi.
Adapun jagung yang dihasilkan ini nantinya, diharapkan dapat membantu pengadaan pakan ternak di dalam negeri yang berasal dari jagung. Apalagi, PTPN 3 sekarang ini memiliki program pengembangan sasapi (sawit – sapi). “Jadi, kita berharap, produksi jagung ini bisa menekan impor jagung yang selama ini jumlahnya sangat besar, hanya untuk pengadaan pakan ternak,” kata Sofyan. (sumber : medanbisnisdaily.com)
“Dengan kata lain, produksi per hektarenya rata-rata berkisar 8 ton dari potensi produksi benih hibrida yang akan kita gunakan berkisar antara 9–10 ton per hektare,” kata General Manager (GM) PT SHS Kantor Regional IV M Yedi Firmanto melalui Manager Produksi Sofyan Nasutionketika dihubungi MedanBisnis, lewat selular, Jumat (29/6).
Namun, lanjut Sofyan, untuk tahap awal, pengembangan luas jagung yang menggunakan dana Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) PTPN 3 sebesar Rp 10 miliar tersebut dilakukan seluas 7.600 hektare. Di mana, jagung tersebut akan dikembangkan di tujuh kabupaten di Sumut, yakni Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) seluas 1.180 hektare, Langkat 1.000 hektare, Deliserdang 1.520 hektare dan Batubara 400 hektare.
Kemudian, Kabupaten Labuhanbatu seluas 750 hektare, Simalungun 1.000 hektare dan Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta) seluas 1.750 hektare. “Penanaman perdana akan kita mulai Selasa (3/7) di Kabupaten Serdang Bedagai dan hari Rabunya di Kabupaten Paluta,” kata Sofyan.
Untuk kabupaten lainnya, atau pengembangan 7.400 hektare lagi akan dilakukan pada tahap berikutnya. “Kami masih melakukan inventarisasi lokasi dan petani. Tetapi yang jelas, luas jagung yang akan kita kembangkan sesuai dengan MoU yang disepakati dalam rangka Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) antara PT SHS, PTPN 3 dan KTNA Pusat seluruhnya 15.000 hektare,” kata dia lagi.
Adapun jagung yang dihasilkan ini nantinya, diharapkan dapat membantu pengadaan pakan ternak di dalam negeri yang berasal dari jagung. Apalagi, PTPN 3 sekarang ini memiliki program pengembangan sasapi (sawit – sapi). “Jadi, kita berharap, produksi jagung ini bisa menekan impor jagung yang selama ini jumlahnya sangat besar, hanya untuk pengadaan pakan ternak,” kata Sofyan. (sumber : medanbisnisdaily.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar