Paluta, (Analisa). Ratusan warga di
Desa Siunggam dan sekitarnya, Kecamatan Padangbolak, Kabupaten
Padanglawas Utara (Paluta) beberapa bulan terakhir ini kesulitan
mendapatkan air bersih. Sumur yang diandalkan warga untuk kegiatan
mereka sehari-hari kekeringan karena musim kemarau.
Akibatnya, warga memanfaatkan air Sungai Panantanan untuk memenuhi kebutuhan seperti mandi, memasak, minum dan MCK.Eva Harahap (29) warga setempat kepada Analisa, Senin (4/6) mengungkapkan, sudah dua bulan terakhir, di wilayah Siunggam sekitarnya, sumur di rumah warga kering. Akibatnya, warga terpaksa memanfaatkan air Sungai Panantanan yang keruh.
"Sumur yang ada di rumah warga sudah banyak kering. Walau kejadian ini sudah dua bulan, namun tidak ada bantuan air bersih dari pemerintah. Jadi, mau tidak mau kami terpaksa harus memakai air sungai panantanan untuk keperluan sehari-hari," keluh Eva.
Eva menyebutkan, air sungai panantanan yang mereka ambil digunakan untuk konsumsi minum, mandi dan mencuci. Namun karena sungainya sudah makin kotor, bahkan di sebagian tempat airnya berwarna hijau penuh lumut. Bahkan khusus untuk kebutuhan memasak dan air minum, warga terpaksa harus mengambil air di sungai pada pukul dua dini hari agar mendapatkan kualitas air yang jernih.
Akibat pemakaian air sungai ini, kata Eva lagi, banyak masyarakat yang mengaku mulai merasakan gatal-gatal karena seringnya mandi di sungai. "Kalau buat minum, kami terlebih dulu memasaknya sehingga aman dikonsumsi. Tapi kalau untuk mandi, warga langsung jebur ke sungau dan membuat kulit gatal-gatal," ungkapnya.
Senada juga diungkapkan, R Siregar (45). Menurutnya, sudah sebulan terakhir warga mengonsumsi air sungai untuk keperluan sehari-harinya.
Pada dasarnya kelayakan air sungai yang dikonsumsi akan berdampak pada kesehatan. "Kita tahu sebersih-bersihnya air sungai tetap tidak layak untuk dikonsumsi. Ya, kalau buat mandi mendingan sih, kalau untuk minum kita harus memilah-milahnya,"ungkapnya.
Diakuinya, sulitnya mendapatkan air bersih ketika datang musim kemarau, warga Desa Siunggam dan sekitarnya sangat berharap kepada pemerintah untuk membangun sumur bor di sekitar pemukiman penduduk. Soalnya, sudah hampir dua bulan terakhir, warga terpaksa pergi mendapatkan air ke Sungai Panantanan. Bahkan, tidak sedikit warga harus memanfaatkan air sungai agar dapat menikmati air yang layak digunakan.
"Warga terpaksa menggunakan air sungai yang keruh untuk keperluan mandi dan mencuci karena sumur warga kering akibat kemarau ini. Beberapa sumur milik warga telah mengalami kering total, serta sebagian besar mengalami penyusutan sumber air," ungkapnya.
Keduanya berharap, salah satu solusi yang tepat untuk mengatasinya adalah, harus dibangun sumur bor, minimal untuk wilayah Siunggam dan sekitarnya yang jumlah penduduknya mencapai 500 KK tersebut dibangun 5 sumur bor. (ong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar