Sabtu, 30 Juni 2012
Jumat, 29 Juni 2012
Data e-KTP di Paluta Tembus ke Angka 12.344 Jiwa
INFO PALUTA.com-Perekaman data elektronik KTP (e-KTP) di Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta) sejak diluncurkan Bupati Padanglawas Utara Drs H Bachrum Harahap, 18 Juni 2012 hingga Rabu (27/6) sudah mencapai angka 12.344 jiwa, dari jumlah total warga wajib e-KTP sebanyak 176.945 jiwa. "Jumlah perekaman data e-KTP di seluruh wilayah Kecamatan di Kabupaten Padanglawas Utara hingga Rabu 27 juni 2012 tercatat sebanyak 12.344 jiwa," kata Kadis Dukcapil Paluta, Ihpan Siregar SSos dikonfirmasi melalui Kasi Pengolahan Data dan Informasi Sugeng Siregar SSTP MAP, kepada Analisa, Kamis ( 28/6). Sugeng menyebutkan, perekaman data e-KTP di Kabupaten Padanglawas Utara dilakukan secara serentak di 9 kecamatan yang ada di Paluta, permasalahan yang sering terjadi adalah alat perekaman masih sering tidak mendeteksi perekaman, kedua alat yang msh kurang dan belum lengkap dikirim pusat dan ketiga listrik dikecamatan sering terganggu serta jarak tempuh masyarakat yang jauh ke kantor camat.
Dikatakan, pihaknya tidak menargetkan masing-masing kecamatan untuk mampu menyelesaikan perekaman data untuk e-KTP dimasing-masing kecamatan. Dan ternyata semua kecamatan berhasil melaksanakan tugas termasuk Kecamatan Padangbolak mampu mencetak e-ktp perhari untuk 2 set.
Dengan pencapaian jumlah tersebut, ia optimistis perekaman data penduduk bisa rampung paling lambat akhir Oktober mendatang, sehingga e-KTP sudah bisa diserahkan kepada pemiliknya masing-masing Desember 2012.
Sugeng menambahkan, Perekaman data e-KTP merupakan Program Nasional yang harus didukung bersama. Karena program e-KTP merupakan implementasi kebijakan di bidang administrasi kependudukan yang didukung dengan seperangkat landasan hukum yakni UU No. 23 th 2006 tentang administrasi kependudukan. Dengan terbangunnya database kependudukan, diharapkan status kependudukan seseorang menjadi pasti dan penyalahgunaan dokumen kependudukan seperti pemalsuan biodata, kepemilikan KTP ganda, pemalsuan umur dan status seseorang bisa ditekan. (Analisa)
Berita Terkait :
Bupati Paluta Luncurkan E-KTP
Rabu, 27 Juni 2012
Selasa, 26 Juni 2012
Senin, 25 Juni 2012
Perusahaan Perkebunan di Paluta Tidak Terdata
FOTO MILIK PT ANJ |
INFO PALUTA.com-Pemerintah daerah yang tidak mampu mengelola atau Perusahaan
yang tidak mau diurus?Pertanyaan ini tentu muncul dalam pikiran kita melihat
kenyataan Perusahaan Perkebunan di Padang Lawas Utara yang tidak
menguntungkan masyarakat,tapi Justru hanya menghisap hasil dari tanah Paluta.Keberadaannya saja tidak terdata,bagaimana kita bisa mengambil manfaat dari Perusahaan itu?
Dari sekian banyak
perusahaan perkebunan di Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta), ternyata hanya
16 perusahaan perkebunan besar swasta nasional (PBSN) yang bergerak di bidang
kelapa sawit dan karet saja yang tercatat beroperasi dan berdomisili di wilayah
Padang Lawas Utara (Paluta).
Ke-16 perusahaan perkebunan hingga kini ini belum melaporkan
izin Hak Guna Usaha (HGU) kepada Pemda Paluta yakni Dinas Kehutanan Paluta.
"Benar, ada 16 Perusahaan Perkebunan beroperasi di wilayah Paluta, Namun hingga kini data itu masih dari Tapsel dulu, ironisnya lagi mereka belum melaporkan izin Hak Guna Usahanya kepada kita selaku Dinas Kehutanan, " kata Kadis Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Paluta, Ir Mara Thaib Harahap, kepada Analisa, beberapa waktu lalu.
Dijelaskan Thaib, pihak perusahaan perkebunan yang berdomisili di Paluta wajib terdaftar dan melaporkan izin HGU-nya pada Dishutbun Paluta karena lokasi kebun berada di wilayah Paluta, namun hingga kini para perusahaan itu tutup mata dan telinga terhadap aturan itu. Jadi yang dirugikan buka negara dan daerah saja karena tidak adanya pajak masuk, tapi masyarakat juga ikut dirugikan.
"Kita sudah sering menyurati pihak perusahaan perkebunan, agar melaporkan keberadaan tentang gerak-gerik mereka di perusahaan, namun hingga kini belum ada itikiad baik, dari mereka," sebutnya.
Tidak itu saja, sambungnya, akibat tidak adanya laporan dari para perusahaan tersebut Dishutbun Paluta kewalahan untuk mengetahui perkembangan perusahaan perkebunan itu, Apakah perusahaan itu apakah aktif atau tidak, karena untuk itu perusahaan ada harus memeliki kriterianya, seperti rutin melaporkan kegiatannya setiap tiga bulan dan setiap semester, kemudian arealnya juga bertambah.
Ketika ditanya apakah ada upaya dari Dishutbun terkait masalah pendataan tersebut, Thaib menyebutkan saat ini pihaknya sedang mempersiapkan konsep yang akan ditawarkan kepada legislatif, untuk menginventarisir semua jumlah perusahaan perusahaan perkebunan yang berdomisili di Paluta.
Adapun daftar perusahaan perkebunan besar swasta Nasional (PBSN) di kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) yang saat ini tercatat di Kantor Dinas Kehutanan dan Perkebunan Paluta yakni,
"Benar, ada 16 Perusahaan Perkebunan beroperasi di wilayah Paluta, Namun hingga kini data itu masih dari Tapsel dulu, ironisnya lagi mereka belum melaporkan izin Hak Guna Usahanya kepada kita selaku Dinas Kehutanan, " kata Kadis Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Paluta, Ir Mara Thaib Harahap, kepada Analisa, beberapa waktu lalu.
Dijelaskan Thaib, pihak perusahaan perkebunan yang berdomisili di Paluta wajib terdaftar dan melaporkan izin HGU-nya pada Dishutbun Paluta karena lokasi kebun berada di wilayah Paluta, namun hingga kini para perusahaan itu tutup mata dan telinga terhadap aturan itu. Jadi yang dirugikan buka negara dan daerah saja karena tidak adanya pajak masuk, tapi masyarakat juga ikut dirugikan.
"Kita sudah sering menyurati pihak perusahaan perkebunan, agar melaporkan keberadaan tentang gerak-gerik mereka di perusahaan, namun hingga kini belum ada itikiad baik, dari mereka," sebutnya.
Tidak itu saja, sambungnya, akibat tidak adanya laporan dari para perusahaan tersebut Dishutbun Paluta kewalahan untuk mengetahui perkembangan perusahaan perkebunan itu, Apakah perusahaan itu apakah aktif atau tidak, karena untuk itu perusahaan ada harus memeliki kriterianya, seperti rutin melaporkan kegiatannya setiap tiga bulan dan setiap semester, kemudian arealnya juga bertambah.
Ketika ditanya apakah ada upaya dari Dishutbun terkait masalah pendataan tersebut, Thaib menyebutkan saat ini pihaknya sedang mempersiapkan konsep yang akan ditawarkan kepada legislatif, untuk menginventarisir semua jumlah perusahaan perusahaan perkebunan yang berdomisili di Paluta.
Adapun daftar perusahaan perkebunan besar swasta Nasional (PBSN) di kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) yang saat ini tercatat di Kantor Dinas Kehutanan dan Perkebunan Paluta yakni,
- PT First Mujur Plantation dan
Industri (FMPI)
Lokasi kebun Ujung Batu, Kecamatan Simangambat, dengan luas mencapai 12,319 hektar (ha), - PT Sinar Lika Portibi Jaya Plantation (SPP) Lokasi Desa Bahal, Kecamatan Portibi, dengan luas mencapai, 1.679,12 ha,
- PT Tapian Nadenggan (PT TN), Lokasi Hutabaru Nangka, Kecamatan Halongonan dengan luas mencapai 8.000 ha,
- PT Sumber Tani Agung (STA) lokasi Kecamatan Padang Bolak, dengan luas mencapai 2.200 ha dan Lokasi Kecamatan Simangambat dengan luas mencapai 403,5 ha
- PT Hexa setia sawita lokasi Nanggulon, Kecamatan Portibi, dengan luas lahan mencapai 1.727,58 ha.
- PT Agro Mitra karya sejahtera, lokasi Kecamatan Simangambat, dengan luas lahan mencapai 9.900,37 ha.
- PT Austindo Nusantara Jaya (ANJ), lokasi Kecamatan Simangambat, dengan luas lahan mencapai 9.213,18 ha.
- PT Wonorejo perdana, lokasi Kecamatan Simangambat, dengan luas lahan mencapai 9.692 ha.
- PT Suzuki Trans BP I, Lokasi Trans Batang Pane I, dengan Luas lahan mencapai 100 ha.
- PT Sipirok Indah Dolok Sigompulon, Lokasi Padang Rapuan, Kecamatan Dolok, dengan luas lahan mencapai 1.210 ha.
- PT Tanjung Siram, Lokasi Doloksigompulon, dengan luas lahan mencapai 450 ha.
- PT Padang Balakka, lokasi Doloksigompulon, dengan luas lahan 318 ha.
- PT UD 88 Halongonan, Lokasi Hutanopan, Kecamatan Halongonan, dengan luas lahan mencapai 360,50 ha.
- PT Insana Halongonan, Lokasi Halongonan, dengan luas lahan mencapai 65,08 ha.
- PT Bindu Siahaan, Lokasi Halongonan, dengan luas lahan mencapai 250 ha dan
- PT SH Situmorang, Lokasi lakkimat, kecamatan simangambat, dengan luas lahan mencapai 414, 96 ha. (Analisa)
Sabtu, 23 Juni 2012
Bupati Paluta Buka Turnamen Sepakbola DPD KNPI Paluta Cup I
Paluta, (Analisa). Sebanyak 27 klub
tim dari 9 kecamatan se-Padanglawas Utara (Paluta) ambil bagian dalam
Turnamen Sepakbola KNPI CUP-I yang digelar di lapangan Gelora
Purbasinomba, Kecamatan Padangbolak.
Tim tersebut akan
bertarung memperebutkan tropy bergilir DPD KNPI Paluta dan total bonus
uang total puluhan juta rupiah dan dijadwalkan akan berakhir tanggal 29
September mendatang.Bupati Paluta Drs H Bachrum Harahap membuka turnamen dengan ditandai tendangan bola pertama disaksikan Ketua DPD KNPI Paluta Khairul Rajak Siregar, S.Sos, M.SI dan Sekretaris PSSI Abulkeis Siregar pada Rabu (20/6) sore.
Bupati Padanglawas Utara, Drs.H.Bachrum Harahap menyatakan sangat merespon kegiatan KNPI Paluta yang dipusatkan di lapangan sepak bola Purba Sinomba, Kecamatan Padang Bolak.
Ketua DPD KNPI Paluta, Akhirul Rajak Siregar mengatakan, dunia olahraga adalah dunia ekspresi bakat generasi muda. Semoga turnamen seperti ini sering digelar dengan skala lebih besar.
Terpisah, Sekretaris PSSI Abulkeis Siregar didampingi Humas PSSI Paluta, Darwin Siregar berharap dari dilaksanakannya kompetisi ini akan melahirkan atlet berbakat, yang nantinya bisa mewakili Padanglawas Utara di tingkat nasional.
Ketua panitia, Herman mengungkapkan, DPD KNPI Paluta berencana menjadikan turnamen ini sebagai agenda rutin. " Mudah-mudahan dengan diadakan kegiatan ini, kita dapat memupuk generasi muda yang berbakat," jelasnya. (ong)
Selasa, 19 Juni 2012
Minggu, 17 Juni 2012
Daftar Nama Candi Di Paluta
1. Kabupaten Padang Lawas Utara
1. Kompleks Candi Bahal, Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak
2. Candi Bara , Desa Bara , Kecamatan Padang Bolak
3. Candi Pulo , Desa Bahal Kecamatan Portibi
4. Candi Sitopayan , Kampong Sitopayan, Kecamatan Padang Bolak
5. Biaro Tanjung Bangun , Desa Bangun Purba, Kecamatan Padang Bolak
6. Candi Aek Haruaya , Kampung Haruaya, Kecamatan Padang Bolak
7. Situs Mangaledang , Dusun Tor Na Tambang, Kecamatan Padang Bolak
8. Situs Naga Saribu , Desa Bangun Purba, Kecamatan Padang Bolak
1. Kompleks Candi Bahal, Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak
2. Candi Bara , Desa Bara , Kecamatan Padang Bolak
3. Candi Pulo , Desa Bahal Kecamatan Portibi
4. Candi Sitopayan , Kampong Sitopayan, Kecamatan Padang Bolak
5. Biaro Tanjung Bangun , Desa Bangun Purba, Kecamatan Padang Bolak
6. Candi Aek Haruaya , Kampung Haruaya, Kecamatan Padang Bolak
7. Situs Mangaledang , Dusun Tor Na Tambang, Kecamatan Padang Bolak
8. Situs Naga Saribu , Desa Bangun Purba, Kecamatan Padang Bolak
Jumat, 15 Juni 2012
Harga Karet dan Kelapa Sawit di Paluta Turun Tajam
Paluta, (Analisa).
Sejumlah petani karet di wilayah Gunungtua, Kecamatan Padang Bolak dan
sekitarnya, Kabupaten Padanglawas Utara beberapa bulan terakhir ini,
resah lantaran harga getah karet turun tajam dari Rp15.000 per kilogram
menjadi Rp 7.000 per kilogram.
Begitu juga dengan
harga tanda buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat penampung turun
drastis dari Rp 1.600 menjadi Rp 1.070 perkilogram.
Salah seorang petani, Aris (27) warga Gunungtua, Kamis (14/6) kepada Analisa, mengaku, harga getah karet beberapa pekan terakhir turun sebesar Rp 8.000 per kg. " Mau bilang apa, harga turun hingga kisaran Rp 7.000 per kg, akibat turunnya harga karet petani merugi jutaan rupiah per hektar," katanya.
Untuk menyiasati kerugian lebih besar ini, lanjutnya petani memilih tidak menjual karetnya dan menyimpannya di kolong rumah atau di belakang rumah hingga kondisi harga normal.
"Menyimpan bagi yang memiliki modal untuk keperluan rumah tangga, tetapi bagi yang tidak memiliki simpanan, mereka tetap menjual dengan harga murah," ungkapnya.
Senada diungkapkan, Ishak Harahap (39). Menurutnya, anjloknya harga jual getah karet ini terjadi diluar dugaannya, sehingga pendapatan masyarakat yang memiliki lahan tanaman karet berkurang di luar hari biasanya.
"Pengaruh harga karet ini banyak dirasakan para petani, Namun sebahagian petani banyak yang menahannya, namun tetap ada juga sebahagian menjualnya, karena alasan untuk kebutuhan sehari-hari," ucapnya.
Menurutnya, meskipun harga getah karet anjlok, sebagian besar petani karet terus menjalankan aktivitas menyadap karet. Pasalnya, menyadap karet adalah mata pencaharian sebagian besar warga desa setempat.
"Petani karet mulai malas menderes, begitu juga tukang deres sudah banyak yang tidak mau bekerja sebagai penderes. Sebab, hasil menderes tidak mampu lagi untuk menopang kehidupan rumah tangga, apalagi dalam sistem upah dengan memakai sistem bagi hasil," terangnya.
Keduanya berharap harga getah karet dan harga sawit tidak sampai anjlok lagi, karena sebagian besar masyarakat sangat bergantung dengan kebun karet. Kalau harga anjlok tentu saja sangat merugikan petani.
Ditempat terpisah, salah seorang pengumpul getah karet, Saharlutan. Ia berpendapat merosotnya harga karet di Paluta, diakibatkan karena harga di pasar dunia menurun, sehingga diikuti pula penurunan harganya di dalam negeri.
" Kalau kita pengumpul ini sifatnya mengumpulkan, kalau harga karet dunia merosot, berimbas pula ke dalam negeri," jelasnya. (ong)
Salah seorang petani, Aris (27) warga Gunungtua, Kamis (14/6) kepada Analisa, mengaku, harga getah karet beberapa pekan terakhir turun sebesar Rp 8.000 per kg. " Mau bilang apa, harga turun hingga kisaran Rp 7.000 per kg, akibat turunnya harga karet petani merugi jutaan rupiah per hektar," katanya.
Untuk menyiasati kerugian lebih besar ini, lanjutnya petani memilih tidak menjual karetnya dan menyimpannya di kolong rumah atau di belakang rumah hingga kondisi harga normal.
"Menyimpan bagi yang memiliki modal untuk keperluan rumah tangga, tetapi bagi yang tidak memiliki simpanan, mereka tetap menjual dengan harga murah," ungkapnya.
Senada diungkapkan, Ishak Harahap (39). Menurutnya, anjloknya harga jual getah karet ini terjadi diluar dugaannya, sehingga pendapatan masyarakat yang memiliki lahan tanaman karet berkurang di luar hari biasanya.
"Pengaruh harga karet ini banyak dirasakan para petani, Namun sebahagian petani banyak yang menahannya, namun tetap ada juga sebahagian menjualnya, karena alasan untuk kebutuhan sehari-hari," ucapnya.
Menurutnya, meskipun harga getah karet anjlok, sebagian besar petani karet terus menjalankan aktivitas menyadap karet. Pasalnya, menyadap karet adalah mata pencaharian sebagian besar warga desa setempat.
"Petani karet mulai malas menderes, begitu juga tukang deres sudah banyak yang tidak mau bekerja sebagai penderes. Sebab, hasil menderes tidak mampu lagi untuk menopang kehidupan rumah tangga, apalagi dalam sistem upah dengan memakai sistem bagi hasil," terangnya.
Keduanya berharap harga getah karet dan harga sawit tidak sampai anjlok lagi, karena sebagian besar masyarakat sangat bergantung dengan kebun karet. Kalau harga anjlok tentu saja sangat merugikan petani.
Ditempat terpisah, salah seorang pengumpul getah karet, Saharlutan. Ia berpendapat merosotnya harga karet di Paluta, diakibatkan karena harga di pasar dunia menurun, sehingga diikuti pula penurunan harganya di dalam negeri.
" Kalau kita pengumpul ini sifatnya mengumpulkan, kalau harga karet dunia merosot, berimbas pula ke dalam negeri," jelasnya. (ong)
Selasa, 12 Juni 2012
Angin Kencang Landa Gunungtua
Kubah Masjid Raya Gunungtua beterbangan ke berbagai arah setelah diterjang angin kencang disertai gerimis, Sabtu (9/6) sore.(Analisa/tohong p harahap |
Pantauan Analisa, Sabtu (9/6), bangunan Mesjid Raya Gunungtua yang masih tahapan pengerjaan menelan dana miliaran rupiah, beberapa bagian luar kubah Masjid diterbangkan angin ke berbagai arah. bangunan baru itu masih dalam tahap pengerjaan.
Pihak PT Waskita sudah menyelesaikan pengerjaan tiang hingga atap masjid. Sementara bagian dinding masih dilakukan tahapan pengecatan di sejumlah tempat.
Masjid Raya Gunungtua dibangun berlantai dua. Lantai satu dijadikan tempat ruang serba guna, sedangkan untuk lantai dua dijadikan tempat ibadah. Bangunan masjid memiliki menara dengan tinggi 40 meter, dan luas taman 2.955,25 m2. Masjid itu memiliki luas bangunan 1.655,34 m2. dan berkapasitas sekitar 1.100 jamaah.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Akan tetapi akibat rusaknya kubah mesjid tersebut menjadi tontonan warga setempat dan para warga yang hilir mudik yang melintas disepanjang jalan sisingmangaraja, tepatnya di depan SPBU lingkungan satu, kelurahan Pasar Gunungtua.
Bahkan ada beberapa warga mengabadikannya dengan menggunakan Handpone saat melintas.
Tokoh Pemuda Lingkungan I, Kelurahan Pasar Gunung Tua, Aguslan Harahap yang ketepatan berada di tempat itu, kepada wartawan menyesalkan adanya kejadian tersebut serta menuding PT Waskita selaku pelaksana proyek pembangunan Masjid Raya kebanggan masyarakat Paluta mengerjakannnya asal jadi dan diduga bahan kubah masjid itu menggunakan bahan yang tidak standart Nasional.
"Biaya pembangunannya miliaran rupiah, baru angin kencang sudah rusak, jangan-jangan bahannya diduga di Mark up. Sudah miliaran (rupiah) uang rakyat habis untuk membangunnya,," kata Harahap.
Humas PT Waskita Karya, Adi dikonfirmasi Analisa, mengakui kondisi yang terjadi itu. Namun pihak PT Waskita membantah bahwa kejadian tersebut akibat kelalaian dari Pperusahaan.
"Kubah masjid itu dikerjakan oleh mitra kita. Kita hanya menerima saja, namun karena adanya kejadian ini kita berjanji akan segera memperbaiki kubah masjid yang rusak tersebut," kata Adi didampingi Asistennya Budi ditemui Analisa di Kantor PT Waskita, disamping Masjid Raya Gunungtua, Sabtu (9/6) sore. Terpisah, Kabid Cipta Karya dan Bidang Marga PU Paluta Ramlan ST berjanji akan menindaklanjuti kejadian tersebut.
Minggu, 10 Juni 2012
Akses Jalan Desa Gunungtua Jae ke Simbolon Memprihatinkan
INFO PALUTA.com-Masyarakat di Desa Simbolon dan Desa Gunungtua Jae, dan sekitarnya,
Kecamatan Padangbolak, Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta) saat ini
mendambakan perbaikan jalan, karena kondisinya memprihatinkan.
"Keinginan warga untuk
perbaikan jalan antardesa ini sudah disampaikan kepada pemerintah
daerah sejak beberapa tahun lalu, namun sampai sekarang belum ada
realisasinya," kata seorang warga, H Simbolon (48), kepada Analisa,
Jum"at (8/7).
Menurutnya, perbaikan akses jalan dari Desa Gunung Tua Jae menuju Desa Simbolon dan sekitarnya sepanjang 15 kilometer dan usulan perbaikan jalan dalam desa sekitar 1,5 kilometer. Aspirasi masyarakat desa yang merupakan hasil pemekaran Desa Gunungtua Tonga ini telah disampaikan secara tertulis kepada pemerintah Kabupaten Padanglawas Utara sejak lima tahun lalu.
"Sarana jalan antardesa tersebut dinilai sangat dibutuhkan guna meningkatkan perekonomian warga untuk mengangkut hasil bumi melalui jalan darat," terangnya.
Senada juga diungkapkan, Sekretaris Desa (Sekdes) Gunungtua Jae Ramadan Siregar (33). Ia mengatakan, permohonan untuk perbaikan jalan ini telah diusulkan dan telah disampaikan ke Pemkab Paluta melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU).
"Kita hanya menunggu saja. Sudah kita upayakan dengan menyampaikan permohonan kepada Pemkab Paluta agar segera dilakukan perbaikan," ungkapnya.(Analisa)
Pantauan Analisa, jalan yang menghubungkan kedua desa ini dari desa Gunungtua Jae menuju desa Simbolon mengalami rusak berat panjangnya sekitar 20 kilometer,
Di badan jalan banyak terdapat lubang sedalam 30 cm dan sudah seperti kubangan kerbau. Warga meminta agar Pemkab Paluta segera melakukan perbaikan. (ong)
Menurutnya, perbaikan akses jalan dari Desa Gunung Tua Jae menuju Desa Simbolon dan sekitarnya sepanjang 15 kilometer dan usulan perbaikan jalan dalam desa sekitar 1,5 kilometer. Aspirasi masyarakat desa yang merupakan hasil pemekaran Desa Gunungtua Tonga ini telah disampaikan secara tertulis kepada pemerintah Kabupaten Padanglawas Utara sejak lima tahun lalu.
"Sarana jalan antardesa tersebut dinilai sangat dibutuhkan guna meningkatkan perekonomian warga untuk mengangkut hasil bumi melalui jalan darat," terangnya.
Senada juga diungkapkan, Sekretaris Desa (Sekdes) Gunungtua Jae Ramadan Siregar (33). Ia mengatakan, permohonan untuk perbaikan jalan ini telah diusulkan dan telah disampaikan ke Pemkab Paluta melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU).
"Kita hanya menunggu saja. Sudah kita upayakan dengan menyampaikan permohonan kepada Pemkab Paluta agar segera dilakukan perbaikan," ungkapnya.(Analisa)
Pantauan Analisa, jalan yang menghubungkan kedua desa ini dari desa Gunungtua Jae menuju desa Simbolon mengalami rusak berat panjangnya sekitar 20 kilometer,
Di badan jalan banyak terdapat lubang sedalam 30 cm dan sudah seperti kubangan kerbau. Warga meminta agar Pemkab Paluta segera melakukan perbaikan. (ong)
Kamis, 07 Juni 2012
Sejumlah Desa di Paluta Masih Krisis Air Bersih
INFO PALUTA.com-Sejumlah desa di Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) mengalami krisis air bersih. Dinas Tarukim Sumut dan instansi terkait, disesak agera mengatasinya dengan membangun sumur-sumur bor.
Demikian dikatakan anggota DPRD Sumut Pasiruddin Daulay SE kepada wartawan di gedung dewan, Selasa (5/6) usai melakukan reses ke Dapil Tapsel, Mandailing Natal (Madina) Kota Sidimpuan, Paluta dan Padang Lawas (Palas).
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang kini Wakil Ketua Komisi C DPRD Sumut menyebutkan, penduduk sangat berharap agar pemerintah segera mengatasi masalah krisis air bersih itu. Diantara desa mengalami krisis air bersih tersebut yakni Desa Padang Garugur, Gunung Manaon II, Ujung Gading dan Simanosor
“Sedkikitnya 75 persen penduduk di desa-desa Kecamatan Padang Bolak mengalami krisis air bersih. Kondisi geografis desa yang berada dihamparan padang luas, menyebabkan sulitnya warga memperoleh suplay air dari mata air pengunungan”, kata Pasiruddin.
Itu terjadi karena sumber mata air pegunungan yang dapat diandalkan warga nyaris tidak ada. Bertahun-tahun penduduk hanya menggantungkan pada sumur air yang dibangun warga di lembah-lembah desa itu.
Warga berharap adanya bantuan pemerintah untuk memperoleh sambungan air bersih, dari sumber mata air pegunungan yang dialirkan melalui pipa dan selang ke rumah-rumah warga. Paling tidak untuk jangan pendek, pemerintah perlu membangun sumur-sumur bor di daerah itu.
“Pemerintah perlu turun tangan membangun sumur-sumur bor di Paluta, karena banyak desa di kawasan itu diidentifikasi mengalami krisis air bersih tergolong sangat parah”, kata Pasiruddin.
Menurut pengaduan warga kepada Fasiruddin, kondisi memprihatinkan ini sudah lama terjadi, tapi belum juga tersentuh penanganan segera dari pemerintah kabupaten. Karenanya, dia berharap agar Dinas tarikim Sumut segera melakukan kajian mendalam, guna mengatasi kesulitan dihadapi warga.
Sementara saat reses di halaman Kantor Lurah Aek Tampang, Kota Sidimpuan, Fasiruddin Daulay juga menerima keluhan seputar layanan air bersih dari PDAM Tirtanadi yang tidak maksimal.
Menyikapi hal ini, Pasiruddin berjanji akan menindaklanjutinya lansung dengan Pimpinan PDAM tersebut agar lebih meningkatkan pelayanan. Dia berjanji akan bicara langsung soal ini, agar segera dapat dituntaskan.
Persoalan lain dilaporkan kepada Fasiruddin saat reses pecan lalu, yakni masalah pengairan sawah, pendidikan dan pertanian. Bahkan dalam pertemuan di kota Sidimpuan, ada usulan dari Tokoh Adat dan Hatobangon agar diberi honor atau kesejahteraan dari Pemko Padangsidimpuan. Karena setiap acara pemerintah mereka dilibatkan, sehingga mengganggu pekerjaan utama mereka.
JALAN RUSAK
Selain itu saat reses di Kecamatan Dolok dan Dolok Sigompulon, Fasiruddin juga menemukan kondisi jalan provinsi di daerah itu yang rusak parah. Badan jalan mirip kubangan kerbau dimusim hujan, hingga menyulitkan kenderaan roda empat melintas.
Dampaknya, penduduk yang umumnya sebagai petani karet dan sawit kesulitan memasarkan hasil pertaniannya ke pasar. Akses transfortasi antara desa juga terganggu, karena jalan provinsi tidak dapat dilalui kenderaan roda empat secara mulus.
“Sedikitnya 30 KM lagi jalan yang sangat rusak dan perlu segera diperbaiki. Kondisi ini sudah lama dibiarkan pemerintah tanpa pernah diperbaiki”, kata Fasiruddin.
Saat berdialog dengan penduduk desa Manobot Kecamatan Dolok Kabupaten Paluta, Fasiruddin bahkan menyaksikan betapa masyarakat mulai apatis. Rakyat disana sudah tak percaya pemerintah akan membangun jalan itu, sebab sudah sering dijanjikan pejabat.
Fasiruddin Daulay mendesak Dinas PU Bina Marga Sumut segera meninjau kondisi jalan tersebut, karena menjadi sarana transfortasi vital menghubungkan Kecamatan Dolok dan Dolok Sigompulon.
“Daerah ini adalah pusat perekonomian di Paluta, sebab menjadi daerah pertanian andalan dan pemberi konstribusi tersebar bagi pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten paluta”, kata Pasiruddin.(Medansatu)
Selasa, 05 Juni 2012
Sumur Warga Siunggam Kering, Warga Serbu Sungai Panantanan
Paluta, (Analisa). Ratusan warga di
Desa Siunggam dan sekitarnya, Kecamatan Padangbolak, Kabupaten
Padanglawas Utara (Paluta) beberapa bulan terakhir ini kesulitan
mendapatkan air bersih. Sumur yang diandalkan warga untuk kegiatan
mereka sehari-hari kekeringan karena musim kemarau.
Akibatnya, warga memanfaatkan air Sungai Panantanan untuk memenuhi kebutuhan seperti mandi, memasak, minum dan MCK.Eva Harahap (29) warga setempat kepada Analisa, Senin (4/6) mengungkapkan, sudah dua bulan terakhir, di wilayah Siunggam sekitarnya, sumur di rumah warga kering. Akibatnya, warga terpaksa memanfaatkan air Sungai Panantanan yang keruh.
"Sumur yang ada di rumah warga sudah banyak kering. Walau kejadian ini sudah dua bulan, namun tidak ada bantuan air bersih dari pemerintah. Jadi, mau tidak mau kami terpaksa harus memakai air sungai panantanan untuk keperluan sehari-hari," keluh Eva.
Eva menyebutkan, air sungai panantanan yang mereka ambil digunakan untuk konsumsi minum, mandi dan mencuci. Namun karena sungainya sudah makin kotor, bahkan di sebagian tempat airnya berwarna hijau penuh lumut. Bahkan khusus untuk kebutuhan memasak dan air minum, warga terpaksa harus mengambil air di sungai pada pukul dua dini hari agar mendapatkan kualitas air yang jernih.
Akibat pemakaian air sungai ini, kata Eva lagi, banyak masyarakat yang mengaku mulai merasakan gatal-gatal karena seringnya mandi di sungai. "Kalau buat minum, kami terlebih dulu memasaknya sehingga aman dikonsumsi. Tapi kalau untuk mandi, warga langsung jebur ke sungau dan membuat kulit gatal-gatal," ungkapnya.
Senada juga diungkapkan, R Siregar (45). Menurutnya, sudah sebulan terakhir warga mengonsumsi air sungai untuk keperluan sehari-harinya.
Pada dasarnya kelayakan air sungai yang dikonsumsi akan berdampak pada kesehatan. "Kita tahu sebersih-bersihnya air sungai tetap tidak layak untuk dikonsumsi. Ya, kalau buat mandi mendingan sih, kalau untuk minum kita harus memilah-milahnya,"ungkapnya.
Diakuinya, sulitnya mendapatkan air bersih ketika datang musim kemarau, warga Desa Siunggam dan sekitarnya sangat berharap kepada pemerintah untuk membangun sumur bor di sekitar pemukiman penduduk. Soalnya, sudah hampir dua bulan terakhir, warga terpaksa pergi mendapatkan air ke Sungai Panantanan. Bahkan, tidak sedikit warga harus memanfaatkan air sungai agar dapat menikmati air yang layak digunakan.
"Warga terpaksa menggunakan air sungai yang keruh untuk keperluan mandi dan mencuci karena sumur warga kering akibat kemarau ini. Beberapa sumur milik warga telah mengalami kering total, serta sebagian besar mengalami penyusutan sumber air," ungkapnya.
Keduanya berharap, salah satu solusi yang tepat untuk mengatasinya adalah, harus dibangun sumur bor, minimal untuk wilayah Siunggam dan sekitarnya yang jumlah penduduknya mencapai 500 KK tersebut dibangun 5 sumur bor. (ong
Shuh Khairul Anwar Al Hakim Harahap,Instruktur Karate Paluta
Pelantikan dengan penyerahan sertifikat
instruktur tersebut dilaksanakan setelah Shuh Khairul Anwar dinyatakan
lulus Ujian kenaikan tingkat ke DAN II bersama karateka Muhammad
Sukamto, sekaligus melakukan gerakan memukul benda keras (Tameshiwari).
Sebelumnya, Dewan Pelatih Effendi Mercu dan Kaspian didampingi
Sekretaris Abdul Azis ST menguji secara ketat kepada Instruktur baru,
berupa peragaan KATA (Bentuk Jurus), KIHON (Gerakan Dasar), yang mantap
serta dibekali dengan JIJU KUMITE (Pertarungan Bebas).
Pada pelantikan tersebut, Ketua Umum
Perguruan Karate Kala Hitam HA Ronny Simon mengharapkan kepada Shuh
Khairul Anwar dapat mengembangkan
Perguruan Karate Kala Hitam beraliran Full Contact di kawasan Kabupaten Paluta. Juga diingatkan harus menghindari dalam hidup bahaya Tiga “S” yaitu Sakit, Salah dan Syu’uzon.
Perguruan Karate Kala Hitam beraliran Full Contact di kawasan Kabupaten Paluta. Juga diingatkan harus menghindari dalam hidup bahaya Tiga “S” yaitu Sakit, Salah dan Syu’uzon.
Menurutnya, seorang karateka terbaring
di tempat tidur karena sakit, maka apapun statusnya pasti tidak berdaya.
Salah adalah bencana dalam perjalanan karir hidup seseorang mudah
terpengaruh emosi.
(harianandalas)Sabtu, 02 Juni 2012
Evakuasi Truk Kontainer Terguling di Nabundong Sempat Macet 2,5 Jam
INFO PALUTA.com-Sebuah truk kontainer, dari Sibolga
tujuan Medan terguling tepatnya di tikungan badan Jalan Lintas Sumatera
(Jalinsum) kawasan hutan lindung Nabundong, Kecamatan Ulu Sihapas,
Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta).
Saat dievakuasi, Kamis
(31/5) sore sempat membuat arus lalu lintas macet. Pantauan Analisa,
Proses evakuasi truk Container yang mengalami kecelakaan Selasa (29/5)
hari lalu itu memerlukan waktu yang cukup lama, sekitar dua jam
setengah.
Evakuasi ini persis berada di tikungan Jalan atau sekitar 1,5 Km meter dari SPBU Aek Godang yang sulit membuat mesin derek tidak dengan mudah melakukan evakuasi dan mengangkat muatan truk ke atas.
Akibatnya ratusan kendaraan terjebak macet di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) kawasan hutan lindung Nabundong, Kecamatan Ulu Sihapas, macet dan antrian panjang hingga mencapai 3 kilometer selama 2,5 jam dari pukul 15.00 WIB (3 sore-red) hingga pukul 17.30 Wib (Setengah 6 sore-red) ke arah Gunungtua maupun arah Padangsidimpuan.
Proses evakuasi itu dilakukan dengan mendatangkan mesin derek alat berat. Alat itu biasanya untuk mengangkat kontainer ke kapal. Sementara bagi sejumlah kendaraan khususnya pengendara sepeda motor hanya mampu melaju pelan-pelan untuk bisa melewati bahu jalan yang tersisa sedikit.
Sri (29), seorang pengendara yang ikut terjebak macet, mengungkapkan, sudah sejam setengah lebih terperangkap macet di kawasan hutan lindung tersebut. " Sudah sejam setengah lebih. Evakuasi truk itu belum selesai dan membuat perjalanan keluarga kami terganggu," katanya.
Senada diungkapkan, Mahran Harahap (27), Warga Rantauprapat mengaku terjebak macet sejak pukul 16.00 WIB (Jam 4 Sore,red). " Terjebak jugalah bang, seharusnya kami sudah nyampe ke Gunungtua jam 4 ini. Terakhir harus ngatur strategi lagi supaya sampai cepat ke Rantauprapat," ungkapnya. Arus lalulintas baru benar-benar lancar sekitar pukul 18.30 WIB (Jam setengah tujuh) setelah truk tersebut dapat dievakuasi dan berjalan seperti sedia kala. (ANALISA)
Evakuasi ini persis berada di tikungan Jalan atau sekitar 1,5 Km meter dari SPBU Aek Godang yang sulit membuat mesin derek tidak dengan mudah melakukan evakuasi dan mengangkat muatan truk ke atas.
Akibatnya ratusan kendaraan terjebak macet di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) kawasan hutan lindung Nabundong, Kecamatan Ulu Sihapas, macet dan antrian panjang hingga mencapai 3 kilometer selama 2,5 jam dari pukul 15.00 WIB (3 sore-red) hingga pukul 17.30 Wib (Setengah 6 sore-red) ke arah Gunungtua maupun arah Padangsidimpuan.
Proses evakuasi itu dilakukan dengan mendatangkan mesin derek alat berat. Alat itu biasanya untuk mengangkat kontainer ke kapal. Sementara bagi sejumlah kendaraan khususnya pengendara sepeda motor hanya mampu melaju pelan-pelan untuk bisa melewati bahu jalan yang tersisa sedikit.
Sri (29), seorang pengendara yang ikut terjebak macet, mengungkapkan, sudah sejam setengah lebih terperangkap macet di kawasan hutan lindung tersebut. " Sudah sejam setengah lebih. Evakuasi truk itu belum selesai dan membuat perjalanan keluarga kami terganggu," katanya.
Senada diungkapkan, Mahran Harahap (27), Warga Rantauprapat mengaku terjebak macet sejak pukul 16.00 WIB (Jam 4 Sore,red). " Terjebak jugalah bang, seharusnya kami sudah nyampe ke Gunungtua jam 4 ini. Terakhir harus ngatur strategi lagi supaya sampai cepat ke Rantauprapat," ungkapnya. Arus lalulintas baru benar-benar lancar sekitar pukul 18.30 WIB (Jam setengah tujuh) setelah truk tersebut dapat dievakuasi dan berjalan seperti sedia kala. (ANALISA)
Langganan:
Postingan (Atom)